Unsur
Instrinsik Novel Angkatan 20-30
Judul : Salah Asuhan (Abdoel
Moeis)
Tema : Perbedaan adat
istiadat ( “Apakah anak Belanda harus dengan orang melayu?” )
Pelaku
: Hanafi, Corrie, Mariam, Tuan De
Busse Rapiah, Buyung, Syafei, pembantu Corrie, tante Lien, Mina.
Karakter :
1. Hanafi
- Keras Kepala, Kasar
( “memang kasihan! Ah ibuku. Aku pengecut tapi
kosong. Habis cita-cita baik enyah!” – hal 259 paragraf 8 )
2. Corrie
– Baik
( “o sigaret, tante boleh habiskan 1 dos.
Sudah tentu enak, ayo coba! – hal 164 paragraf 8 )
3. Rapiah
– Sabar dan Baik
( “apakah ayahmu orang baik? Uuah sungguh
orang baik. Kata ibuku tidak adalah orang yang sebaik ayahmu itu” – hal 238
paragraf 5 )
4. Mariam
– Sabar dan Baik
( “sekarang sudah stengah 7, sudah jauh
terlampau waktu terbuka Piah!” – hal 119 paragraf 4 )
5. Tuan
De Busse – Tegas
( “tapi Corrie mesti sekolah yang
sepatut-patutnya” – hal 10 paragraf 5 )
6. Buyung
– Penurut
( “kau kugaji buat kesenanganku dan bukan buat
bermalas-malasan. Diam! Bawa anak itu kebelakang! – hal 80 paragraf 2 )
7. Syafei
– Berani
( “itulah yang kusukai bu, sekian musuh nanti
kusembelih dengan pedangku – hal 196 paragraf 8 )
Latar
Tempat-
1. Lapangan
Tenis – “tempat bermain tenis yang dilindungi oleh pohon-pohon kelapa
disekitarnya” hal 1 paragraf 1
2. Solok – “maka tiadalah ia segan-segan mengeluarkan
uang buat mengisi rumah di Solok” hal 23 paragraf 4
3. Betawi
– “ sekarang kita ambil jalan Gunung Sari, Jembatan Merah, Corrie” – hal 103
paragraf 2
Latar
Waktu-
1. Petang
- “setiap petang berkumpullah beberapa orang penduduk Solok” hal 11 paragraf 2
2. Malam
hari - “semalam-malaman itu Corrie tidak merasa tidur nyenyak” hal 33 paragraf
1
3. Pagi
hari – “pada keesokan harinya di meja makan” hal 49 paragraf 2
Latar Suasana –
1. Tegang-
“aku tahu betul bahwa aku hanyalah bumi putera saja Corrie” hal 3 paragraf 1 )
2. Senang-
“aah..ah! burung merpati 2 sejoli!” – hal 6 paragraf 3 )
3. Marah-
“diam! Bawa anak itu kebelakang. Antar teh ke kebun” hal 80 paragraf 4 )
Alur Cerita :
Setiap petang tiba, penduduk Solok
berkumpul di tempat bermain tennis. Berbagai kalangan berkumpul disana.
Terdengar suara gadis cantik dari barat memanggil “han” dari kejauhan. Seorang
gadis itu bernama Corrie. Terdapat pula Tuan De Busse, ayah Corrie yang sedang
mencari kesenangan di daerah Solok. Corrie baru berumur 6th ketika ditinggalm
oleh ibunya. Setelah ia lulus sekolah rendah, ayahnya mengirimnya ke Betawi.
Hanafi, teman barunya merupakan orang betawi asli, ibunya hnyalah orang kampung
yang selamanya akan menetap di kampung. Semalam tu Corrie tidak bisa tidur
karena ia bertanya pada dirinya “apakah aku mencintai Hanafi?”. Namun
pikirannya apakah anak belanda harus bersama dengan anak melayu?. Dalam
prasangkanya, peraulannya hanyalah sebatas teman biasa. Namun berbeda dengan
Hanafi, ia merasa bahwa perasaannya melebihi batas wajar pertemanan. Pada
akhirnya Hanafi telah dinikahkan dengan perempuan bernama Rapiah, tetapi Hanafi
selalu berlaku kasar pada ia dan anaknya. Setelah beberapa lama, Hanafi mengirim surat kepada
ibunya, surat itu berisikan jikalau Hanafi hendak mengembalikan Rapiah pada
ibunya, karena ibunya lah yang memberikan Rapiah padanya. Hingga akhirnya
Hanafi menikah lagi dengan Corrie. Namun pernikahan mereka hanya bertahan
seumur jagung. Dan perceraian lah yang mengakhiri hubungan mereka berdua.
Sudut
Pandang- Orang ke-3 karna menggunakan kata ganti “ia” dan nama orang dalam
ceritanya.
Ciri-Ciri (Adat) :
1. Penggunaan
adat melayu menyebabkan kosakat sulit dimengerti.
2. Bercerita
tentang perjodohan – “namun Hanafi telah dijodohkan oleh ibunya”
3. Bercerita
tentang perbedaan adat – “apakah orang barat harus dengan orang melayu?”
2 komentar:
kerenn
kerenn
Posting Komentar