Selasa, 24 Februari 2015

UNSUR INSTRINSIK NOVEL "SALAH ASUHAN" ANGKATAN 20-30



Unsur Instrinsik Novel Angkatan 20-30
Judul   : Salah Asuhan (Abdoel Moeis)
Tema   : Perbedaan adat istiadat ( “Apakah anak Belanda harus dengan orang melayu?” )
Pelaku : Hanafi, Corrie, Mariam, Tuan De Busse Rapiah, Buyung, Syafei, pembantu Corrie, tante Lien, Mina.
Karakter :
1.      Hanafi - Keras Kepala, Kasar
 ( “memang kasihan! Ah ibuku. Aku pengecut tapi kosong. Habis cita-cita baik enyah!” – hal 259 paragraf 8 )
2.      Corrie – Baik
 ( “o sigaret, tante boleh habiskan 1 dos. Sudah tentu enak, ayo coba! – hal 164 paragraf 8 )
3.      Rapiah – Sabar dan Baik
 ( “apakah ayahmu orang baik? Uuah sungguh orang baik. Kata ibuku tidak adalah orang yang sebaik ayahmu itu” – hal 238 paragraf 5 )
4.      Mariam – Sabar dan Baik
 ( “sekarang sudah stengah 7, sudah jauh terlampau waktu terbuka Piah!” – hal 119 paragraf 4 )
5.      Tuan De Busse – Tegas
 ( “tapi Corrie mesti sekolah yang sepatut-patutnya” – hal 10 paragraf 5 )
6.      Buyung – Penurut
 ( “kau kugaji buat kesenanganku dan bukan buat bermalas-malasan. Diam! Bawa anak itu kebelakang! – hal 80 paragraf 2 )
7.      Syafei – Berani
 ( “itulah yang kusukai bu, sekian musuh nanti kusembelih dengan pedangku – hal 196 paragraf 8 )
Setting :
Latar Tempat-
1.      Lapangan Tenis – “tempat bermain tenis yang dilindungi oleh pohon-pohon kelapa disekitarnya” hal 1 paragraf 1
2.      Solok  – “maka tiadalah ia segan-segan mengeluarkan uang buat mengisi rumah di Solok” hal 23 paragraf 4
3.      Betawi – “ sekarang kita ambil jalan Gunung Sari, Jembatan Merah, Corrie” – hal 103 paragraf 2
Latar Waktu-
1.      Petang - “setiap petang berkumpullah beberapa orang penduduk Solok” hal 11 paragraf 2
2.      Malam hari - “semalam-malaman itu Corrie tidak merasa tidur nyenyak” hal 33 paragraf 1
3.      Pagi hari – “pada keesokan harinya di meja makan” hal 49 paragraf 2
Latar Suasana –
1.      Tegang- “aku tahu betul bahwa aku hanyalah bumi putera saja Corrie” hal 3 paragraf 1 )
2.      Senang- “aah..ah! burung merpati 2 sejoli!” – hal 6 paragraf 3 )
3.      Marah- “diam! Bawa anak itu kebelakang. Antar teh ke kebun” hal 80 paragraf 4 )
Alur Cerita :
         Setiap petang tiba, penduduk Solok berkumpul di tempat bermain tennis. Berbagai kalangan berkumpul disana. Terdengar suara gadis cantik dari barat memanggil “han” dari kejauhan. Seorang gadis itu bernama Corrie. Terdapat pula Tuan De Busse, ayah Corrie yang sedang mencari kesenangan di daerah Solok. Corrie baru berumur 6th ketika ditinggalm oleh ibunya. Setelah ia lulus sekolah rendah, ayahnya mengirimnya ke Betawi. Hanafi, teman barunya merupakan orang betawi asli, ibunya hnyalah orang kampung yang selamanya akan menetap di kampung. Semalam tu Corrie tidak bisa tidur karena ia bertanya pada dirinya “apakah aku mencintai Hanafi?”. Namun pikirannya apakah anak belanda harus bersama dengan anak melayu?. Dalam prasangkanya, peraulannya hanyalah sebatas teman biasa. Namun berbeda dengan Hanafi, ia merasa bahwa perasaannya melebihi batas wajar pertemanan. Pada akhirnya Hanafi telah dinikahkan dengan perempuan bernama Rapiah, tetapi Hanafi selalu berlaku kasar pada ia dan anaknya. Setelah  beberapa lama, Hanafi mengirim surat kepada ibunya, surat itu berisikan jikalau Hanafi hendak mengembalikan Rapiah pada ibunya, karena ibunya lah yang memberikan Rapiah padanya. Hingga akhirnya Hanafi menikah lagi dengan Corrie. Namun pernikahan mereka hanya bertahan seumur jagung. Dan perceraian lah yang mengakhiri hubungan mereka berdua.
Sudut Pandang- Orang ke-3 karna menggunakan kata ganti “ia” dan nama orang dalam ceritanya.
Ciri-Ciri (Adat­) :
1.      Penggunaan adat melayu menyebabkan kosakat sulit dimengerti.
2.      Bercerita tentang perjodohan – “namun Hanafi telah dijodohkan oleh ibunya”
3.      Bercerita tentang perbedaan adat – “apakah orang barat harus dengan orang melayu?”



2 komentar:

Unknown mengatakan...

kerenn

Unknown mengatakan...

kerenn

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates